1. PERTOBATAN DAN PENGAKUAN
Kadang-kadang
sebagian orang berusaha untuk memaafkan dosa. Seharusnya tidak demikian. Ketika
Adam dan Hawa berdosa mereka membuat pilihan. Kita adalah makhluk ciptaan yang
mempunyai kuasa memilih - kita boleh
memilih yang benar atau kita boleh memilih yang salah.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka
Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan.” I Yohanes 1:9.
2.
Kepada
siapa dosa harus diakui?
“Dosaku kuberikan kepadaMu dan
kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: ‘Aku akan mengaku kepada Tuhan
pelanggaran-pelanggaranku.’ Dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.”
Mazmur 32:5.
Catatan: Dosa-dosa pribadi harus diakui kepada Allah di dalam
nama Kristus. Kristus adalah penengah antara Allah dan manusia. “jika seorang
berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus,
yang adil.” I Yohanes 2:1, bagian terakhir. Semua dosa adalah melawan Allah dan
harus diakui kepadaNya melalui Kristus. Lagi pula, dosa yang terbuka harus
diakui secara terbuka, dan apabila kesalahan telah dilakukan kepada seorang,
kesalahan itu harus diperbaiki kepada orang yang disakiti itu.
3. Apa yang harus mengakui pengakuan dosa yang benar?
“Siapa menyembunyikan
pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan
meninggalkannya akan disayangi.” Amsal 28:13.
Catatan: Ketika orang Farisi dan orang Saduki datang untuk
dibaptiskan oleh Yohanes ia katakan kepada mereka “jadi hasilkanlah buah yang
sesuai dengan pertobatan.” Matius 3:8.
4. Siapa yang dipanggil Yesus kepada pertobatan?
“Karena Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Matius 9:13, bagian terakhir.
5. Apa yang membawa orang kepada pertobatan?
“Maukah engkau menganggap sepi
kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau
tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?.
Roma 2:4.
6. Apa sikap Allah terhadap pertobatan manusia?
“Tuhan tidak lalai menepati
janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia
sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa,
melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” II Petrus 3:9. Tampak
pertobatan dan pengakuan kebenaran berjalan bersama-sama. (II Timotius 2:25)
Baca II Korintus 6:2.
7. Apa yang mengikuti pertobatan?
Paulus mengatakan “namun sekarang
aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena
dukacitamu membuat kamu bertobat……..Sebab dukacita menurut kehendak Allah
menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan.” II Korintus 7:9, 10.
Catatan: Perkataan asli untuk pertobatan di sini menunjukkan
perubahan pikiran dan menghasilkan perubahan hidup, Dukacita menurut kehendak
Allah menghasilkan pertobatan dan perpisahaan dari dosa dan penentuan yang kuat
oleh anugerah Allah terutama untuk melawan pencobaan yang membawa kepada dosa.
8. Apakah Yudas bertobat dari dosanya?
“Pada waktu Yudas, yang menyerahkan
Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia
mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan
tua-tua, dan berkata:’Aku telah berdosa karena menyerahkan dara orang yang tak
bersalah.’ Tetapi jawab mereka: ‘Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu
sendiri!.’ Matius 27:3, 4.
Catatan: Perkataan untuk menyesal di sini hanya menunjukkan
perubahan perasaan. Yudas mempunyai keinginan bahwa apa yang telah dilakukan
seharusnya tidak dilakukan. Ia mengakui dosanya kepada teman-temannya bukan
kepada Allah. Dukacitanya adalah dukacita yang “menghasilkan kematian.” (II
Korintus 7:10).
9. Apakah Esau menyesali dosanya?
“Janganlah ada orang yang menjadi
cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak
kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika
ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan
untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mewarisinya dengan mencucurkan air
mata.” Ibrani 12:16, 17.
Catatan: Esau tidak pernah menyesali dosanya. Ia menyesal
karena telah menjual hak sulungnya. Dengan pilihannya sendiri tabiatnya telah
menyimpang dan ia tidak menemukan jalan untuk memperoleh kembali hak
kesulungannya yang telah diremehkannya itu.
10. Apa hasil pertobatan yang benar?
“Karena itu sadarlah dan
bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.” Kisah 3:19.
Catatan: Orang tidak dapat diampuni jika meneruskan untuk tidak
bertobat, jika seorang melakukan apa yang tak dapat diampuni berarti ia telah
tiba pada penolakan secara berkesinambungan kepada Allah sehingga hati
dikeraskan dan tidak ada lagi sambutan kepada suara Allah. Tetapi jika seorang
menyesali dosa-dosanya dan ingin bertobat serta mengakuinya, ini adalah bukti
bahwa Roh Kudus masih bekerja dalam hatinya.
Kesimpulan
Sebagai hasil pertobatan sejati ada sukacita di dalam sorga ( Lukas
15:7, 10). Ketika pencuri yang hendak mati itu mengakui dosa-dosanya dan
bertobat Yesus memberikan jaminan keselamatan kepadanya (Lukas 23:43). Ketika
Zakheus mengakui dosa-dosanya dan bertobat Yesus mengatakan. “Hari ini telah
terjadi keselamatan kepada rumah ini.” Lukas 19:9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar